KONSPIRASI PENGHANCURAN UMAT ISLAM
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Rasulullah s.a.w bersabda: “Umat sesat (kafir) akan memperebutkan kalian dan mengajak bangsa-bangsa lainnya, sebagaimana mereka memperebutkan hidangan (yang lezat)”. Para sahabat bertanya,”Apakah karena saat itu jumlah kita sedikit ya Rasulullah? Beliau bersabda,”Tidak! Bahkan jumlah kalian saat itu sangat banyak, tetapi seperti banyaknya buih di lautan. Karena itu Allah memasukkan rasa takut di dalam dada kalian terhadap musuhmu, dan Allah memberikan penyakit WAHN di hatimu”. Seorang sahabat bertanya lagi, “Apakah wahn itu ya Rasulullah? Beliau bersabda, “Lebih mencintai dunia dan takut kematian”. (HR.Abu Daud)
Dari dokumen yang telah bocor via internet mengenai konspiraasi jahat kaum kafir, membuktikan bahwa apa yang dikatakan Rasulullah saw 15 abad yang lalu itu telah terjadi saat ini. Orang-orang kafir memang menjadikan target permusuhan abadi terhadap kaum muslimin. Tujuannya, untuk menghancurkan jatidiri kaum muslimin agar meninggalkan ajaran Islam dan untuk memadamkan cahaya agama Islam yang diridhoi Allah. Ini terjadi karena mereka dengki terhadap kemurnian kebenaran ajaran agama Islam.
"S¨sssSÎesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam, tiada yang berselisih dari orang-orang yang telah diberi Al Kitab[non muslim] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka karena kedengkian (yang ada) pada mereka. Barangsiapa yang kafir (menolak) terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya. Siapa saja (barangsiapa) yang mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agamanya itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. (QS.Ali Imran (3):19 &85).
Penghancuran yang mereka rancang karena kedengkian itu, ada yang dilakukan dengan cara halus dan lembut, tapi ada yang diagendakan secara kasar. Rancangan yang disosialisasikan secara halus, berupa tipu muslihat dengan alasan kemanusiaan, toleransi dan kerukunan umat beragama. Mereka memberikan bantuan-bantuan pendidikan dan lain-lain kepada warga masyarakat muslim lewat LSM-LSM, menjadi donatur pada acara perayaan-perayaan hari besar Islam maupun hari besar nasional, memberikan santunan dan bantuan ke pesantren-pesantren dan majlis ta’lim, dan lain-lainnya.
Penghancuran secara halus ini, ada juga yang mereka lakukan dengan sistem konspirasi rahasia. Merekrut pengacara dan pembela-pembela dari orang-orang muslim yang ideot (ideot karena tidak memiliki idealisme yang kuat terhadap kebenaran mutlak ajaran Islam), kemudian melakukan jebakan penyuapan-penyuapan kepada tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh intelektual, tokoh-tokoh ulama dan tokoh-tokoh pemerintahan. Tujuannya adalah untuk memecah belah persatuan dan kesatuan kaum muslimin. Dan untuk selanjutnya, untuk menghancurkan jatidiri serta keteguhan keimanan kaum muslim. Sehingga diantara kaum muslimin akan saling bermusuhan sendiri, sesuai dengan skenario yang mereka inginkan.
Strategi penghancuran yang mereka lakukan dengan kasar dan licik adalah selalu memprovokasi umat Islam agar bangkit kemarahannya, kemudian umat Islam digiring untuk melakukan tindakan kekerasan. Kemudian mereka jebak dengan tuntutan hukum yang juga telah mereka kendalikan dengan budaya suap (sogokan) dan rekayasa konspirasi. Setelah itu mereka tebarkan fitnah dan tuduhan-tuduhan in-toleran, anarkis, teroris dan tuduhan buruk lainnya, melalui media massa dan televisi lokal maupun internasional, yang juga telah banyak dihuni oleh goyyim-goyyim muslim yang ideot, yang tidak sadar-sadar pula, bahwa mereka telah diperalat menjadi kaki tangan konspirasi mereka. (maaf, saya sebut ideot karena saya yakin keislamannya tidak memiliki idealisme yang kuat terhadap kebenaran Islam, dan tidak termotivasi untuk menegakkan ajaran yang kebenarannya telah ditetapkan Allah sendiri).
Strategi penghancuran umat Islam secara halus (lembut) dan secara kasar yang mereka rancang, selalu mereka kombinasikan sesuai dengan perubahan kondisi politik, ekonomi dan sosial masyarakat. Dua cara ini mereka kendalikan secara cerdik dan menarik melalui birokrat pemerintahan, aparat keamanan dan LSM-LSM yang mereka biayai, serta terus menerus mereka susupkan melalui media massa maupun televisi agar menyelusup ke dalam segala aspek kehidupan beragama, bermasyarakat dan bernegara.
Sedihnya, kaum muslim dan tokoh-tokoh masyarakat, para birokrat dan aparat keamanan, tokoh intelektual, tokoh pemerintahan maupun tokoh ulama yang ngaku muslim dan telah terjangkiti penyakit ideot tersebut tidak sadar-sadar juga, untuk segera berbalik arah, bersatu padu dan segera membuat gebrakan kebijakan yang revolosioner untuk menyelamatkan bahaya ini.
Dalam rangka mewujudkan agenda pemecah belahan umat Islam ini, orang-orang kafir telah melakukan riset yang cukup lama. Dari hasil riset mereka, mereka mempetakkan kaum muslimin menjadi 4 kelompok besar. Yakni kelompok fundamentalis, kelompok tradisionalis, kelompok modernis dan kelompok liberalis. Masing-masing kelompok besar itupun mereka petakkan lagi dalam kelompok-kelompok kecil yang ada di bawahnya, sehingga dapat mereka pecah belah dengan skenario-skenario mereka. Yakni dengan menggiring atau menjebak tokoh-tokohnya untuk berbuat kesalahan, atau mereka susupkan tokoh-tokoh yang telah mereka didik untuk menebarkan perpecah belahan dari dalam kelompok tersebut. Kemudian mengekspos (menyiarkan) dan menyebarkan keburukan dan perpecahan itu kepada kelompok lain untuk saling menebarkan fitnah dan tuduhan-tuduhan, agar diantara jamaahnya terpecah belah.
1. Kelompok Fundamentalis
Siapapun muslim tersebut, dari organisasi sosial maupun organisasi politik manapun ia berasal atau dibesarkan, apakah muslim yang eksodus dari NU, Muhamamadiyah, Persis, HTI, Ihwanul Muslimin, dan organisasi atau partai Islam lainnya, sepanjang ajaran yang dijadikan keyakinannya atau tujuan da’wahnya untuk menegakkan hukum-hukum Allah di muka bumi ini atau di negari-negari muslim, maka akan mereka masukkan dalam kelompok pertama, “yakni kelompok fundamentalis”. Pada umumnya mereka akan menebarkan fitnah kepada kelompok ini sebagai kelompok teroris dan radikalisme, atau yang menda’wahkan ajaran-ajaran wahabi yang mereka takuti. Kelompok inilah yang menjadi sasaran utama penghancuran dan sasaran utama untuk selalu difitnah sebagai kelompok teroris dengan stigma-stigma (sebutan) negatif lainnya.
Hal ini sangat cocok dengan hadits yang menceritakan mengenai riwayat munculnya dajjal si pendusta. Dimana, ia akan membawa surga di tangan kanannya dan neraka di tangan kirinya. Kelompok-kelompok manusia yang mau tunduk dengan keinginannya, mereka akan dimasukkan ke surga milik si dajjal laknatullah ini (yang penuh kenikmatan dunia dan kenyamanan yang menipu), tetapi kelak mereka akan menjadi penghuni nerakanya Allah SWT. Sebaliknya kelompok yang menentang dajjal akan dimasukkan dalam nerakanya (difitnah dengan sebutan teriris, dihinakan, diteror dan mendapatkan siksaan si dajjal pendusta), tetapi kelak mereka akan menjadi penghuni surganya Allah SWT yang penuh dengan kenikmatan yang sesungguhnya.
2. Kelompok Tradisionalis
Menurut orang-orang kafir, kaum muslimin yang tidak mau ikut campur terhadap ribet dan hiruk pikuknya mengurusi sistem pemerintahan dan sistem hukum, sistem perekonomian, kebudayaan, perkembangan pengetahuan dan teknologi, sitem pertahanan dan keamanan negara serta urusan keduniaan lainnya, mereka sebut sebagai “kelompok tradisionalis”. Kelompok ini mereka sebut sebagai kelompok muslimin ortodoks yang hanya sibuk melakukan pengajian-pengajian kitab kuning, sibuk melakukan show ritual-ritual perayaan dan ibadah-ibadah khusus saja dalam pola dakwah dan keyakinan ajaran agamanya.
Orang-orang kafir menganggap kelompok ini tidak membahayakan mereka. Kelompok ini menjadi target untuk terus mereka dekati, agar bisa dijadikan teman yang baik. Sehingga dalam jangka panjang kelak, tidak akan menentang apapun yang mereka programkan. Bahkan dalam banyak kasus, laskar dan oknum-oknum tokoh dari kelompok ini sering menjadi pembela mereka. Biasanya, kelompok tradisionalis ini, mereka dekati dan mereka rangkul dengan bantuan-bantuan pendanaan maupun peralatan, pada saat mengadakan ritual-ritual perayaan atau pada saat melakukan pembangunan majlis-majlis ta’lim atau perguruan pesantrennya.
Tentu dengan tujuan untuk mengamankan agar kelompok ini tidak menyeberang atau bergabung menyatu dengan kelompok pertama. Pada umumnya orang-orang kafir memperalat kelompok ini dengan menyusupkan orang-orang nasionalis sekuler dan kaum liberalis yang telah menjadi birokrat atau mantan birokrat, sebagi pelindung, sebagai pembina atau sebagai penasehat hukum organisasi-organisasi majlis ta’lim, organisssasi politik, organisasi pesantren dan lain-lain milik kaum tradisionalis ini, untuk menjadi alat provokasi dan menebarkan fitnah terhadap kelompok pertama. Misalnya dengan menyebarkan tuduhan sebagai kelompok wahabi, bughot, khawarij, teroris dan atau kelompok yang keluar dari manhaj ahlu sunah wal jamaah menurut versi mereka.
3. Kelompok Modernis
Orang-orang kafir mengelompokkan kaum muslimiin yang menjadi birokrat, apakah ia sebagai birokrat eksekutifnya, legislatif, yudikatif atau semisal lembaga-lembaga lainnya, sebagai “kelompok modernis”.
Siapa saja orang muslimin itu, jika ia sebagai birokrat negara, birokrat organisasi politik, birokrat organisasi sosial kemasyarakatan, atau pun birokrat perusahaan / bisnis, apabila pemikiran dan keyakinan dalam keber-agamaan-nya disesuaikan dengan kondisi perkembangan budaya manusia, walaupun banyak bertolak belakang dengan ajaran agama, maka kaum muslim seperti ini mereka (orang-orang kafir) juluki atau golongkan sebagai “kaum modernis”.
Orang-orang kafir membidik kelompok ini sebagai target untuk menjadi teman setia mereka, agar pemahaman dan keyakinannnya menjadi nasionalis sekuler. Sehingga perilaku hidupnya memisahkan urusan ajaran agama dengan urusan negara. Pada umumnya orang-orang kafir membidik kelompok ini dengan memberikan bantuan dana, seperti dana kampanye, memberi koneksi, memberikan kemudahan ekspose media masa dan atau rekomendasi dukungan tertentu, agar seluruh struktur birokrasi di semua lini yang ada dalam suatu negeri muslim dipegang oleh kelompok nasionalis sekuler, atau kelompok modernis ini.
4. Kelompok Liberalis
Khusus untuk kelompok ini, pada umumnya orang-orang kafir merekrut orang-orang muslim yang cerdas dari keluarga-keluarga kaum tradisionalis dan modernis. Mereka yang sebelumnya terkungkung dalam kejumudan (taqlid, bid’ah dan churafat) terhadap pemahaman agama yang dipaksakan oleh tokoh-tokoh spiritualnya, sehingga hidupnya tetap menjadi orang-orang pinggiran yang miskin, tiba-tiba ditawari beasiswa dan santunan uang yang banyak. Bahkan disekolahkan ke luar negeri untuk menjadi pemikir yang bebas nilai dan tidak terkungkung lagi dengan kuatnya doktrin-doktrin agama dari para kyainya. Sehingga mereka menjadi orang-orang liberal (bebas) yang bebas mengkritisi ajaran agamanya sendiri.
Kelompok islam liberal inilah yang mereka (orang-orang kafir) jadikan goyyim-goyyim mereka (menjadi budak-budak belian=pengabdi) yang akan loyal menjadi antek-antek mereka. Kelompok liberalis inilah yang selalu mereka support untuk menjadi pejabat-pejabat atau birokrat-birokrat di lingkungan pemerintah dan lembaga-lembaga yang ada. Kalau tidak bisa, mereka akan menyusup atau disusupkan dalam lembaga atau organisasi-organisasi tersebut sebagai staf ahli, penasehat, peneliti dan lain-lain yang memungkinkan.
Goyyim-goyyim antek-antek kaum kafir dari kelompok liberalis inilah yang akan disebar dalam tubuh organisasi-organisasi kaum muslimin bagaikan virus-virus perusak dan akan beroperasi untuk menghancurkan jatidiri keimanan kaum muslimin dari dalam, sesuai dengan skenario tuannya, yakni kaum kafirin. Demikian itulah pemetaan yang telah mereka lakukan dan mereka praktekkan untuk menghancurkan kaum muslimin dan kebenaran ajaran agama Islam. Wallohua’lam.
Allah banyak menjelaskan mengenai adanya kelompok-kelompok yang mengaku muslim, tapi sesungguhnya mereka adalah perusak Islam sendiri. Salah satunya yang sangat lembut berikut ini;
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (yakni orang-orang kafir, munafik, musyrik, fasik), mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagi kalian, mereka menyukai apa yang menyusahkan kalian. Telah nyata kebencian dari mulut mereka (yakni tuduhan dan fitnahan-fitnahan mereka), dan apa yang disembunyikan di hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu isyarat-isyarat ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kalian, kalian menyukai mereka, padahal mereka tidak pernah menyukai kalian, dan kalian beriman kepada Kitab-Kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata "Kami juga beriman (kami juga muslim)", dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari karena marah bercampur benci terhadap kalian. Katakanlah (kepada mereka): "Matilah sajalah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati”. (QS. Ali Imran (3):118-119)
Nah pesan kami, mari kita kembali menjadi kelompok penolong agama Allah dan jangan takut disebut sebagai kaum fundamentalis. Jangan sampai kaum muslimin terperangkap dalam kelompok-kelompok teman setia mereka yang mereka santuni. Sebab jika kalian terperangkap, kalian akan dijadikan goyyim-goyyim kaki-tangan dan antek-antek mereka (budak pengabdi mereka). Karena itu umat Islam harus waspada dan istiqomah untuk berda’wah, memperkuat hubungan silaturahim dengan sesama muslim dan jangan terhasut untuk menebarkan fitnah pepecahan dan permusuhan terhadap para penolong-penolong agama Allah.
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. Dan orang-orang yang kafir, Maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka”. QS. Muhammad (47):7-9)